Minggu, 01 Mei 2011

ASPEK PSIKOLOGIK PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS

1. ASPEK PSIKOLOGIK PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS
Perempuan dewasa pada saat memasuki masan puberitas akan mengalami perubahan-perubahan fisik dan psikik yang dapat berkembang baik secara fisiologik maupun patologik. Pad saat hamil perubahan-perubahan ini juga dirasakan sebagai beban sesuai dengan pertumbuhan kehamilan dan puncaknya akan terjadi pada saat persalinan. Persalinan yang terjadi baik secara fisiologis maupun patologis akan merupakan trauma psikik sebagai trauma persalinan. Pada masa setelah bersalin (masa nifas) perempuan tersebut juga akan memasuki era baru sebagai ibu, di mana ibu seolah-olah mempunyai kontrak kehidupan baru dalam hubungan ibu dan anak/bayi.
Perubahan psikologik pada perempuan dewasa dapat digolongkan dalam empat kelompok sesuai dengan urutan perubahan fungsi kodrati sebagai perempuan yang berbentuk
1. Persiapan menanti kehamilan
2. Perubahan psikologik selama kehamilan
3. Perubahan psikologik di waktu persalinan
4. Perubahan psikologik selama nifas
Pada masa persiapan kehamilan perempuan dapat di hantui oleh beberapa hal, masalahnya khawatir untuk bias atau tidaknya hamil, apakah keadaan indung telur dan produksin ovum/ovulasi baik atau tidak, dan apakah keadaan spermatozoa suami cukup baik sehingga dapat membuahi ovum yang di produksi perempuan.
Pada masa kehamilan perempuan dapat dihantui beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan perubahan psikologik perempuan antara lain pertumbuhan janinku baik kah, terjadi cacat bawaan atau tidak, bila minum obat tertentu apakah berpengaruh, kehamilan ini kembar atau tidak. Apakah plasentanya tidak menutupi jalan lahir, apakah ada lilitan pusat sampai timbul pertanyaan apakah boleh atau tidak berhubungan seksual dengan suami dan sebagainya.
Pada masa persalinan beberapa pertanyaan yang timbul antara lain bias tersalin normal atau tidak, apakah harus operasi sesar, harus di gunting/di lebarkan jalan lahirnya, apkah mampu mengejan, setelah bayi lahir plasentanya dapat lahir atau tidak, bila jalan lahirnya robek harus di jahit rasanya sakit hebat dan sebagainya.
Pada masa nifas beberapa hal yang sering menjadi pertanyaan pada perempuan antara lain berapa lama harus berbaring, kapan boleh jalan, kapan jahitan di lepas , bagai mana menyusui bayi dengan baik, apakah tidak timbul problem menyusui , kapan boleh berhubungan seksual dengan suami lagi, cara KB apa yang dipilih, apakah tidak sakit waktu di pasang, dan berhasilkah mengatur kehamilan yang akan dating.
Dengan melihat hal tersebut di atas, maka maka perempuan dewasa diperiksakan psikiknya agar dapat menghadapi kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik.
Prokreasi atau mempunyai anak perempuan tujuan yang dicapai oleh sebagaian besar perempuan. Motivasi untuk hamil sangat bervariasi dan kompleks dan hanya sebagian perempuan yang menyadari hal ini. Keinginan untuk hamil tidak selalu sama dengan keinginan untuk mempunyai anak. Sebagai contoh suatu kehamilan dapat sebagai cara untuk membuktikan kemampuan produksi dari seseorang. Keinginan untuk hamil mungkin juga merupakan respon dari perasaan kesendirian, sebgai cara untuk menjaga hubungan dengan pasangan, atau merupakan respons atas desakan keluarga atau budaya untuk mempunyai anak. Pada beberapa budaya, anak merupakan penerus orang tua.
A. Kehamilan sebagai Transisi Perkembangan
Kehamila, sama hal nya dengan menarke dan menopause, adlah tahap utama perkembangan kehidupan seorang perempuan. Kehamilan dapat membawa kegembiraan dan sebaliknya merupakan peristiwa yang penuh dengan tekanan dan tantangan, khususnya pada kehamilan yang pertama . banyak komflik yang akan timbul seperti adanya tanggung jawab sebagai ibu, kebutuhan akan karier, atau tugas sebagai istri dan ibu. Respons perempuan terhadap kehamilannya berhubungan dengan 5 variabel berikut :
1) Riwayat kehidupan keluarga
2) Kepribadian
3) Situasi kehidupan saat ini
4) Pengalaman kehamila sebelumnya
5) Keadaandan pengalaman kehamilan sekarang
Perkembangan psikologi selama kehamilan bervariasi menurut tahap kehamilan. Saat trimester pertama hal utama yang terjadi adalah usaha untuk menggabungkan janin, yang merupakan kesatuan dri dirinya dan pasangan. Pada trimester kedua, dengan mengenali gerakan janin, ibu akan menyadari bahwa janin adalah individu yang berdiri sendiri, yang mempunyai kebutuhan sendiri yang sementara tinggal di dalam tubuhnya. Pada trimester ketiga perempuan tersebut akan mendapati derinya sebgai calon ibu dan mulai menyiapkan dirinya untuk hidup bersama bayinya dan membangun hubungan dengan bayinya.
Di saat persalinan terjadilah perjuangan fisik dan psikik untuk melahirkan bayinya dengan segala kemampuan yang ada pada dirinya. Semua perjuangan ini akan dirasakan puas dan tidak menjadi beban lagi bila telah melahirkan bayinya dengan hasil baik. Pada masa nifas/pascapersalinan perempuan menerima kenyataan bahwa dirinya telah menjadi seorang ibu dan harus selalu menjaga hubungan yang baik dengan bayinya.
Perubahan psikik yang terjadi selama kehamilan sangat menentukan. Hal ini dapat mengubah perilaku saat dan sesudah kehamilan. O’Hara dan kawan-kawan menyatakan bahwa ibu hamil dengan latar belakan kelainan psikologik akan memerlukan perhatian khusus untuk meringankan beban psikologik yang dideritanya. Kendel dan kawan-kawan mendapatkan 10 dari 15 ibu nifas mengalami problem psikik. Kemungkinan terjadinya kelainan psikik pada masa nifas 30 kali lebih besar jika dibandingkan setelah 2 tahun terjadinya persalinan. Menurut burger dan kawan-kawan ibu hamil yang mengalami 2 kali penyulit selama hamil dan persalinan akan jatuh dalam keadaan depresi.
Saat persalinan merupakan saat yang unik bagi setiap perempuan. Adanya ketakutan dan suasana yang tidak bersahabat akan meningkatkan ketegangan dan rasa nyeri. Ketakutan ini dapat di kurangi dengan member edukasi tentang persalinan, teknik relaksasi, pengetahuan tentang berbagai prosedur obstetrik, fasilitas rumah sakit dan kamar bersalin yang familier, serta di siapkan untuk membantumenjalani persalinan dengan baik, nyaman, dan berhasil guna. Peran dokter, bidan, dan perawat yang ada sangat berpengaruh dalam meningkatkan rasa percaya diriibu yang melahirkan.
Menjadi ibu adalah suatu “keahlian” yang dapat dan harus di pelajari. Hubungan ibu dan bayi sudah terjadi sebelum persalinan. Istilah “bounding” di artikan sebagai periode sensitif pasca melahirkan di mana terjadi interaksi antara ibu dan bayi yang akan menyatukan mereka. Kontak visual atau pun fisik yang lebih awal antara ibu dan bayi akan mempercepat hubungan di antara keduanya. Adanya pemisahan antara bayi dan ibu akan menimbulkan konsekuensi fisik, biologi, dan dan emosional. Rawat gabungan sangat penting bagi perempuan dan bayi yang mempunyai masalah tertentu seperti usia ibu yang terlalu muda, pernah menderita kekerasan saat anak-anak , atau mempunyai problem psikiatrik.
B. Gangguan Psikiatrik dalam Kehamilan dan Nifas
Kehamilan dan nifas adalah priode penuh stres secara emosional, yang dimanifestasikan dengan adanya emosi yang labil dan mudah tersinggung. Ini merupakan dasar terjadinya kelainan psikologik pada saat masa kehamilan dan nifas. Pada saat perawatan antenatal perlu dicari factor-faktor yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya gangguan psikologig yang meliputi :
1) Riwayat pasien dan keluarga dengan gangguan psikiatri
- Gaya kehidupan yang menyendiri.
- Riwayat pelecehan seksual, fisik/emosional, dan drug abuse.

2) Problem psikologik yang pernah di alami antara lain :
- Riwayat berpisah pada ibunya terlalu awal, kesulitan berpisah dengan orang tua.
- Masalah dengan keluarga disaat perkawinan
- Kematian anggota keluarga atau teman dekat pada saat kehamilan/persalinan
- Konflik tentang pengasuhan anak

3) Riwayat produksi kurang baik
a. Riwayat kesulitan dengan kehamilan, persalinan, atau depresi pasca kehamilan
b. Riwayat kematian janin intrauterine atau kematian segera setelah lahir
c. Riwaya t kelainan congenital
d. Riwayat infertilitas
e. Riwayat abortus berulang
f. Riwayat pseudosiesis
Keadaan tersebut di atas harus di pelajari dengan baik dan ibu hamil disiapkan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya agar siap menjalani proses kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai kodrati seorang perempuan yang di percaya oleh tuhan untuk menjadi ibu dan dapat memberikan keturunan bersama pasangan hidupnya.
C. Depresi pada Kehamilan dan Nifas
Istilah depresi adalah istilah yang menyangkut mood, gejala, atau sindrom. Mood atau feeling blue adalah perasaan seseorang yang berkaitan dengan perasaan sedih dan frustasi. Beberapa perempuan mengalami hal ini dalam bebagai derajad beberapa minggu setelah persalinan. Gejala dapat merupakan bagian dari gangguan fisik atau psikologik seperti alkoholisme, skizoprenia atau penyakit yang di sebabkan oleh virus.
sindroma adalah sekumpulan gejala yang berhubungan dengan perubahan mood. Ada dua tipe reaksi depresi.
1) Postpartum blues,dinamakan juaga postnatal blues atau baby blues adalah gangguan mood yang menyertai suatu persalinan. Biasanya terjadi dari hari ke-3 sampai ke-10 dan umum nya terjadi akibat perubahan hormonal. Hal ini umum terjadi kira-kira antara 10-17 % dari perempuan. Di tandai dengan menangis, mudah tersinggung, cemas, menjadi pelupa, dan sendi. Hal ini tidak berhubungan dengan kesehatan ibu ataupun bayi, komplikasi obstertrik, perawatan dirumah sakit, status social, atau pemberian asi atau susu formula. Gangguan ini dapat terjadi dari berbagai latar belkang budaya tetapi lebih sedikit terjadi pada budaya dimana seseorang bebas mengemukakan perasaannya dan adanya dukungan dari lin gkungan sekitarnya.

2) Depresi, kondisi ini termasuk sindrom depresi nonpsikotik yang dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan. Umumnya keadaan ini terjadi dalam beberapa minggu atau bulan setelah persalinan. Insidensi antara 10-15 %. Gejala-gejalanya meliputi perubahan mood, pola tidur, makan, konsentrasi atau libido dan mungkin gangguan somatik, fobia, dan ketakutan. Depresi pasca persalinan mempunyai kecendrungan untuk rekuren pada kehamilan berikutnya. Terapinya mencakup dukungan lingkungan terhadap ibu tersebut, psikotrapi, dan obat-obat anti depresi (di berikan dengan sangat hati-hati mengingat pengaruhnya pada kehamilan dan menyesui). Jika di butuhkan, pasien dapat di rawat di rumah sakit.


D. Kelainan Psikologik pada Kehamilan dan Nifas
Psikosis pasca persalinan terjadi dalam 1-2 dalam 1.000 persalinan. Merupakan gangguan mental yang berat yang memerlukan perawatan yang serius karena perempuan tersebut dapat melukai dirinya ataupun bayinya. Sering pasien tersebut mempunyai riwayat gangguan mental, riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya, mempunyai masalah dalam perkawinan ataupun keluarga, dan tidak adanya dukungan dari keluarga. Ada juga faktor ginetik. Gejala timbul pada umumnya dari beberapa hari sampai 4-6 minggu pasca persalinan. Gejalanya dapat berupa tidak dapat tidur, mudah tersinggung, dan sebagainya di mana adanya gangguan organik sudah di singkirkan. Dikenal berbagai macam kelainan psikiatrik pada ibu hamil antara berikut.

a. Ansietas
1) Pad keadaan ini penderita akan diliputi oleh :
2) Rasa takut, mudah marah, mudah tersinggung
3) Keringat berlebihan, dyspnea, insomnia, dan trembling
4) Kejadian pada adolesen dan ibu denga riwayat depresi akan meningkat

b. Personality Disorders
Diagnosis ditegagkan sebagai :
1) Paranoid, scbizoid atau scbizotypical personality
2) Histrionic, narcissistic, antisocial
3) Avoidant, dependent, compulsive, and passive/aggressive personality
Perhatikan Faktor Ginetik
c. Major Mood Disorders
1) Maniac and depressive episode
2) Depresi berat
3) Perhatikan fakta dan gejala yang timbul. Perhatikan pula apakah ada factor ginetik,substance abuse, hipertiroid, atau tumor otak

d. Sisofrenia
1) Kejadian dapat 1 % dari ibu hamil dengan kelainan mental
Tipe : - Catatonic
-Disorganized
-Paranoid
-Undifferentiated
2) Perhatikan faktor genetic
3) Penyembuhan (recovery) setelah 5 tahun dapat mencapai 60 %
4) Kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya cukup besar dan biasanya akan memberikan gejala lebih berat

e. Psikosis Postpartum
1) Kejadian : 1-4 % (Weissman dan Olfson, 1995)
2) Gejala : Depressive, Mumac, Scbizopbrenic, atauscbizoaffective
3) Perhatikan : - Faktor genetik
- Faktor biologik: usia muda, primpara,riwayat psikiatrik illness
25 % kasus akan berulang pada kehamilan berikutnya
4) Pengobatan: psikotrapi, antidepresan, antipsikotik, dan/atau ECT

E. Manajemen Gangguan Psikologik pada Kehamilan dan Persalinan

1) Masa Antenatal
Pada Masa Antenatal seleksi pasien dengan riwayat gangguan psikologik harus dilakukan. Perhatikan pada pasien yg hamil dengan riwayat gangguan psikik saat hamil dan persalinan/nifas sebelumnya, karena kecendrungan gangguan psikik yang lebih berat sangat tinggi. Dibutuhkan suatu komunikasi baik antara dokter dengan pasien untuk kemudian dapat memberikan saran dan psikotrapi yang memadai. Beberapa langkah dalam mengenali, mencegah, dan mengobati kelainan psikik pada saat antenatal antara lain :
a. Buatlah suatu perencanaan bersamaan untuk mengenali kelainan psikik pada ibu hamil. Dengan menyadari adanya kelainan psikik ini, seluruh personil dapat memberikan terapi awal.
b. Berikan penjelasan tentang tahap-tahap persalinan/nifas pada keluarganya.
c. Dengarkan dan berilah tanggapan apabila pasien menyatakan keluhannya. Lakukan pemeriksaan secara cermat. Apabila diperlukan, periksalah perlengkapan diagnostic dengan laboratorium ataupun USG, foto rontgen, MRI, dan sebagainya untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan langkah-langkah kehamilan dan persalinan selanjutnya.
d. Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya pada persiapan menghadapi kemungkinan-kemungkinan penyulit pada saat kehamilan dan persalinan sedemikian rupa sehingga pasien atau keluarganya mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap kemampuan dokter/sarana pelayanan yang ada. Informasi yang jelas dan terbuka disertai dengan komunikasi yang baik dengan suami dan keluarga ibu hamil tersebut akan merupakan dukungan yang sangat berarti.

F. Masa Intrapartum
Keadaan emosional pada ibu bersalin sangat dipengaruhi oleh timbulnya rasa sakit dan rasa tidak enak selama persalinan berlangsung, apabila ibu hamil tersebut baru pertama kali melahirkan dan pertama kali di rawat di rumah sakit. Untuk itu, alangkah baiknya ibu hamil tersebut sudah mengenal dengan baik keadaan ruang bersalin/rumah sakit baik dari segi fasilitas pelayanannya maupun selurut tenaga pelayanan yang ada. Usaha kan agar ibu bersalin tersebut berada dalam suasana yang hangat dan familier walaupun berda di rumah sakit.
Peran perawat yang empati pada ibu bersalin sangat berarti. Keluhan dan kebutuhan-kebutuhan yang timbul agar dapat tanggapan yang baik. Penjelasan tentang kemajuan persalinan harus dikerjakan secara baik sedemikian rupa agar ibu bersalin tidak jatuh pad keadaan panic.
Peran suami yang sudah memahami proses persalinan bila berada disamping ibu yang sedang bersalin sangat membantu kemantapan ibu bersalin dalam menghadapi rasa sakit dan takut yang timbul.
G. Masa NIfas
Perawatan nifas memerlukan pengawasan secara komunikasi dua arah. Hal ini akan membantu kenyamanan ibu nifas dalam memasuki era kehidupan baru sebagai ibu yang harus merawat dan menghidupi bayinya. Perawatan secara “rooming in” merupakan pilihan untuk perawatan nifas. Saran dan arahan dari petugas kepada ibu nifas yang dikerjakan apabila ibu tersebut mengalami kesulitan dan bertanya kepada petugas.
Pengwasan dan arahan petugas/perawat harus selalu dilakukan dengan baik termasuk memberikan pelajaran tentang perawatan bayi dan cara laktasi yang benar.
Bila dalam pelayanan nifas semu pasien mendapat perlakuan yang sama, maka akan terjadi suatu kompetisi dari ibu-ibu tersebut untuk menjalani perawatan nifas sebaik mungkin terutama dalam perawatan bayinya. Problem-problem yang timbul selama masa nifas akan di sesuakan di antara mereka untuk kemudian ditanyaka kepada petugas kesehatan apabila di perlukan. Secara tidak langsung ibu nifas akan mendapatkan rasa percaya diri di dalam perawatan dirinya ataupun bainya sehingga pada saat pulang dari rumah sakit sudah dapat mengatasi beberapa problem yang mungkin timbul.



















DAFTAR PUSTAKA
Dellich s. Psychosocial aspects of Pregnancy, in Maternity Nursing: Family newborn and women’s health care/Reeder SJ, leonide L. Martin. Deborah Koniak – Griffin. eds- 18¬¬¬¬th ed, Philadelphia, lippinocott, 1997: 381-94
ENKIN.M.& ENKIN,E.Childbirths The Changing Sound. Preece Productions. Toronto. 1983 (Video).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar